Biaya Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya 2022

Anda sedang mencari informasi terkini dan terupdate seputar Pondok Pesantren Cipasung? Jika iya Anda datang ke tempat yang tepat. Di artikel ini kami telah sedikit mengupas seputar profil Pondok Pesantren Cipasung. Semoga bermanfaat ya!

Sekilas Pesantren Cipasung

Pesantren Cipasung didirikan oleh K.H. Ruhiat pada tahun 1931. Saat pendiriannya, santri hanya berjumlah 40 orang. Kebanyakan, santrinya merupakan warga sekitar pondok pesantren atau disebut juga santri kalong. Selang 4 tahun setelah pendirian dan didorong oleh rasa cinta terhadap ilmu, pada tahun 1935, K.H. Ruhiat mendirikan madrasah diniyah. Sekolah pertama itu, sebagai wadah pembinaan agama terhadap anak-anak usia muda.

Di samping mengajar para santri dan mengurus masyarakat, K.H. Ruhiat terus melakukan pengembangan lembaga pendidikan. Pada tahun 1937, didirkan Kursus Kader Muballighin wal Musyawirin sebagai wadah untuk berlatih pidato, dakwah, serta musyawarah. Pembentukan kursus itu, karena banyak santri yang sudah beranjak dewasa dan pengkaderan dakwah Islam.

Paska-kemerdekaan RI atau pada tahun 1949, pembentukan dan pendirian lembaga pendidikan kembali dilakukan dengan membuka Sekolah Pendidikan Islam (SPI). Di samping pendidikan agama, di SPI ini juga diberikan pengetahuan umum, lima tahun kemudian, yaitu tahun 1953 sekolah ini berubah nama menjadi Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI).

Karena kecintaan terhadap ilmu, K.H. Ruhiat terus-menerus mendirikan lembaga pendidikan. Pada akhir tahun 1953, didirikan Sekolah Rendah Islam (SRI) yang kemudian berubah menjadi Madrasah Wajib Belajar (MWB), dan sekarang menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI). Sebagai kelanjutan Madrasah Ibtidaiyyah dan Sekolah Menengah Pertama Islam (SMPI), pada tahun 1959 didirikan Sekolah Menegah Atas Islam (SMAI).

Biografi Pendiri

KH Ruhiat atau dikenal dengan panggilan Abah Ruhiat lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat 11 November 1911 dan wafat pada tanggal 28 November 1977 bertepatan dengan 17 Dzulhijjah 1397. Ayah Ruhiat bernama Abdul Gofur dan ibunya Umayah.

Pada usia belia, ia belajar ilmu agama di pesantren Cilenga, sebuah pesantren terkenal saat itu, yang diasuh oleh KH Sobandi atau Syabandi yang merupakan murid dari KH Mahfudz Tremas. Ia mengaji di pesantren tersebut dari tahun 1922 sampai tahun 1926. kemudian ia melanjutkan pengembaraan mencari ilmu ke pesantren-pesantren lain.

Singkat cerita, Pada tahun 1931, Ruhiat bermukim di Cipasung. Kemudian mengajar santri dan masyarakat sekitar tempat itu. Mulanya mengajar di masjid untuk selanjutnya membangun pesantren yang masih berdiri hingga sekarang. Pesantren tersebut didirikan secara resmi pada tahun 1932 dengan nama Pesantren Cipasung. Dalam mengajarkan ilmu-ilmu pesantren, Ruhiat menggunakan ngalogat dengan bahasa Sunda. Ia berpandangan, dengan santri yang berbahasa Sunda maka harus digunakan bahasa Sunda.

KH. Ruhiat wafat pada tanggal 28 November 1977 atau bertepatan pada tanggal 17 Dzulhijjah 1397, dan perhitungan menurut kalender Hijriah inilah yang dijadikan patokan peringatan haul-nya.

Kurikulum Pesantren

Sebagai pesantren yang masih bercorak salafiyah, kurikulum pendidikan di pesantren ini masih terfokus dengan pembahasan kitab-kitab kuning karya para ulama salaf. Meskipun begitu, nantinya para santri tetap akan mendapatkan pendidikan keduniaan jika mengikuti jenjang pendidikan formal yang dikelola oleh Pesantren Cipasung. Kini Cipasung mengelola unit pendidikan jenjang MTs Cipasung, SMP Islam Cipasung, SMA Islam Cipasung, SMK Islam Cipasung dan MAN 2 Tasikmalaya. 

Selain itu terdapat juga PAUD Bias Al Badriyah, TK Islam Cipasung, MI Cipasung 1 dan MI Cipasung 2,  Institut Agama Islam Cipasung, Sekolah Tinggi Teknologi Cipasung dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cipasung.

Nah, untuk pendidikan pesantrennya sendiri nantinya akan terbagi menjadi beberapa kelas. Untuk naik ke kelas berikutnya, Santri hsrus lulus, ketika telah mengikuti ujian dari semua kitab yang direkomendasikan. Berikut rincian kelas beserta kitab yang akan dikaji

Kelas Persiapan

  • Tajwid
  • Matan Jurumiyah
  • Matan Sharaf Bina
  • Safinatunnajah
  • Tijan Daruri
  • Tashrif

Kelas 1

  • Ta’lim Muta’alim
  • Fathul Qarib Jilid 1
  • Sharaf Kaelani
  • Sulamut Taufiq
  • Sanusi
  • Jauhar Tauhid
  • Mukhtarul Hadits

Kelas 2

  • Kifayatul Awam
  • Lathoiful Isyaroh
  • Al Luma
  • Riyadlus Shalihin
  • Mutammimah
  • Tafsir Jalalain Jilid 1
  • Fathul Qarib Jilid 2

Kelas 3

  • Tafsir Jalalain Jilid 2
  • Jauharul Maknun
  • Alfiyah
  • Fathul Muin
  • Shohih Bukhari
  • Ghoyatul Wushul
  • Ummul Barohin
  • Al Hikam

Kehidupan Santri

Dini hari, santri dan santriwati sudah dibangunkan agar melaksanakan sholat tahajud untuk kemudian dilanjutkan dengan mengaji dan sholat subuh berjamaah. Santri pun mengikuti kajian setelah sholat subuh berdasarkan kelas dan kemampuan masing-masing. Bagi santri yang masuk kelas persiapan, maka setiap harinya dipagi hari, santri akan digembleng kemampuan BTQ (baca tulis Quran) dan praktek ibadah hingga siap ke kelas selanjutnya. Setelah kelas persiapan usai, maka santri akan masuk ke kelas-kelas kitab kuning. 

Setelah mengikuti pengajian, santri akan masuk sekolah formal seperti biasa dan kemudian beristirahat di sore hari. Pada malam hari selepas sholat Isya’, santri mulai melakukan kegiatan malam. Beberapa diantaranya adalah belajar malam bersama, kegiatan bahasa dan muballighin atau public speaking.

Biaya Pendidikan

Untuk mengetahui biaya pendidikan selama hidup di Pesantren Cipasung, anda bisa klik link google drive ini. Di link ini juga terdapat biaya pendidikan setiap jenjang formal yang ada, dari jenjang MTs hingga perkuliahan.

Begitulah sekelumit profil tentang Pondok Pesantren Cipasung. Semoga bermanfaat ya!

Alamat Pesantren: Jl. K.H. Ruhiat, RT.02/RW.07, Cipakat, Kec. Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46417

Website resmi: https://www.instagram.com/ppcipasung/

Baca juga:

Daftar 500+ Pesantren Terbaik di Indonesia Lengkap

(REVIEW) 9 Rekomendasi Pesantren di Tasikmalaya 2021

(REVIEW) 7 Pesantren Terbaik di Garut (2021)

Photo of author

Rifqi

Saya adalah orang yang hidup di lingkungan pesantren dan sangat mencintai suasana keagamaan di sana. Saya merasa sangat senang ketika mempelajari ilmu agama dan merasa bahwa itu adalah hal yang sangat penting dalam hidup saya.