Biaya Masuk Pondok Pesantren Sidogiri 2022

Anda sedang mencari informasi seputar Pondok Pesantren Sidogiri? Jika iya Anda datang ke tempat yang tepat. Kami telah menyajikan informasi yang mungkin dapat membantu anda untuk lebih mengetahui tentang Ponpes Sidogiri. Semoga bermanfaat ya!

Sekilas Pesantren Sidogiri

Pondok Pesantren Sidogiri adalah lembaga pendidikan salaf yang fokus pada pembekalan akidah, syariah, dan akhlak ala Ahlussunnah wal Jamaah. Didirikan oleh oleh seorang Sayyid dari Cirebon Jawa Barat bernama Sayyid Sulaiman. Beliau adalah keturunan Rasulullah dari marga Basyaiban.

Sayyid Sulaiman membabat dan mendirikan pondok pesantren di Sidogiri dengan dibantu oleh Kiai Aminullah. Kiai Aminullah adalah santri sekaligus menantu Sayyid Sulaiman yang berasal dari Pulau Bawean. Konon pembabatan Sidogiri dilakukan selama 40 hari. Saat itu Sidogiri masih berupa hutan belantara yang tak terjamah manusia dan dihuni oleh banyak makhluk halus. Sidogiri dipilih untuk dibabat dan dijadikan pondok pesantren karena diyakini tanahnya baik dan berbarakah.

Terdapat dua versi tentang tahun berdirinya Pondok Pesantren Sidogiri yaitu 1718 atau 1745. Dalam suatu catatan yang ditulis Panca Warga tahun 1963 disebutkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri didirikan tahun 1718. Namun dalam surat lain tahun 1971 yang ditandatangani oleh KA Sa’doellah Nawawie, tertulis bahwa tahun tersebut (1971) merupakan hari ulang tahun Pondok Pesantren Sidogiri yang ke-226. Dari sini disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri berdiri pada tahun 1745.

Biografi Pendiri

Sayyid Sulaiman merupakan putra dari Sayyid Abdurrahman. Sayyid Abdurrahman adalah seorang perantau dari negeri wali, Tarim Hadramaut Yaman. Kala itu beliau memilih Cirebon sebagai tempat perantauannya. Sedangkan ibunya, Syarifah Khodijah, adalah putri Sultan Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati. Dengan demikian, dari garis ibu, Sayyid Sulaiman merupakan cucu Sunan Gunung Jati.

Dikisahkan, dahulu Sayyid Sulaiman membabat daerah Sidogiri atas amanah dari Sunan Giri. Perjuangannya sangat keras dan tekun. Selain menebang pohon-pohon yang ada di daerah Sidogiri sebab masih hutan belantara, beliau turut mengusir para jin yang penghuni daerah Sidogiri. Sebelum perjuangannya ini berhasil dengan sempurna, Allah memiliki rencana tersendiri dengan memanggil Sayyid Sulaiman untuk menghadap kepadaNya. Beliau wafat ketika melakukan perjalanan ke Jombang tepatnya di Mojoagung.

Tidak banyak sumber sejarah yang membahas Sayyid Sulaiman secara rinci dan detail. Beliau wafat dan dimakamkan di Dusun Rejoslamet, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang pada 17 Rabiul Awal 1193 H atau 24 Maret 1780 M.

Kurikulum Pesantren

Selama berdirinya, Pesantren Sidogiri hanya menggunakan sistem pengajian langsung kepada kiai atau pengasuh. Baru pada masa kepengasuhan K.H. Abdul Djalil, sejak 15 April 1938/14 Safar 1357, Pesantren Sidogiri resmi menerapkan sistem pendidikan Ma’hadiyyah dan Madrasiyyah.

Sistem madrasiyah terwujud dengan mendirikan Madrasah Miftahul Ulum (MMU), sedangkan sistem ma’hadiyah berupa kegiatan pendidikan dan pengajian santri siang maupun malam hari. Materi yang akan santri pelajari di Madrasah Miftahul Ulum adalah pelajaran ilmu agama dengan menggunakan kitab-kitab karangan ulama salaf sebagai materi utama. Di kelas-kelas tertentu, ilmu sosial dan eksak tetap tersedia sebagai pendukung ilmu-ilmu agama. Oh ya MMU ini sudah mendapatkan lisensi Ijazah Muadalah dari Kemenag ya… Jadi setiap santri nantinya dapat menggunakan ijazah tersebut untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan formal.

Madrasah Miftahul Ulum nantinya terbagi menjadi 4 tingkatan, yaitu:

  • Idadiyah
  • Ibtidaiyah
  • Tsanawiyah
  • Aliyah

Jika semua jenjang ditempuh dalam waktu normal, santri membutuhkan waktu antara 8-10 tahun. Benar-benar matang sebagai orang yang mengetahui agama Islam dari kitab-kitab rujukan Islam.

Kehidupan Santri

Sebagai pesantren salafiyah, kehidupan santrinya tentu jauh dari kata mewah. Tidak seperti di pesantren modern atau boarding school, disini para santri betul-betul dididik dan ditempa menjadi pribadi yang sederhana dan bersahaja. Setiap harinya para santri sudah mulai melaksanakan aktivitas kehidupan sejak shalat shubuh berjamaah.

Sejatinya tidak ada yang jauh berbeda dengan kehidupan pesantren pada umumnya. Kegiatan seperti tahlilan, barzanjian, isthigotsah juga terkadang menjadi selingan aktivitas. Namun yang cukup unik adalah adanya Musyawarah tiap malam bagi santri jenjang tsanawiyah. Musyawarah adalah aktivitas pendalaman materi dengan berdiskusi. Hal ini dilakukan agar ilmu yang dimiliki santri semakin melekat dan kuat.

Biaya Pendidikan

Untuk biaya masuknya terbilang cukup murah, hanya sekitar Rp 2,9 juta. Adapun biaya bulanannya untuk semua jenjang hanya Rp 640 ribu. Murah sekali bukan? Dengan harga terjangkau, Insya Allah setiap santri akan menjadi pribadi yang mampu menguasai ilmu agama.

Begitulah sekelumit informasi profil Pondok Pesantren Sidogiri. Semoga bermanfaat ya!

Baca juga:

Daftar 500+ Pesantren Terbaik di Indonesia Lengkap

Photo of author

Rifqi

Saya adalah orang yang hidup di lingkungan pesantren dan sangat mencintai suasana keagamaan di sana. Saya merasa sangat senang ketika mempelajari ilmu agama dan merasa bahwa itu adalah hal yang sangat penting dalam hidup saya.