Allahul Musta’an: Maksud, Artinya, dan Waktu Pengucapannya

Dzikir merupakan salah satu bentuk permohonan atas suatu hal kepada Allah SWT. Salah satu kata atau kalimat yang dapat digunakan untuk dzikir adalah allahul musta’an. Kalimat tersebut mungkin tidak terlalu asing dan pernah mendengarnya.

Kalimat tersebut merupakan bahasa Arab yang sangat populer dan banyak digunakan untuk umat Islam. Tak jarang juga kalimat ini sering diucapkan oleh ustad saat berada di pengajian. Berikut ini beberapa hal yang berkaitan dengan kalimat ini mulai dari penulisan hingga hikmahnya.

Tulisan Arab Kalimat Allahul Musta’an

Tulisan Arab Kalimat Allahul Musta'an

Kalimat ini merupakan salah satu jenis atau doa yang bisa digunakan saat berdzikir. Sebab kalimat ini mengandung arti yang mendalam, yaitu berbicara tentang sebuah permohonan seorang hamba kepada Allah SWT agar dilimpahkan Rahmat-Nya.

Berikut ini tulisan Arab dari kalimat tersebut:

اللَّهُ الْمُسْتَعَانُ

Kalimat ini memiliki arti “Hanya Allah yang dimohon pertolongan-Nya”

Baca: Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil ‘Azhim

Arti dan Maksud Pengucapan Kalimat Allahul Musta’an

Kalimat ini memiliki arti serta maksud tersendiri saat mengucapkannya. Oleh sebab itu, berikut arti dan maksud dari kalimat ini

1. Arti dari Kalimat

Apabila diartikan dalam bahasa Indonesia, kalimat ini memiliki makna bahwa Allah SWT merupakan tempat untuk meminta pertolongan serta memohon segala hal karena hanya Allah SWT yang dimintai sebuah pertolongan karena Allah SWT adalah maha penolong hamba-Nya.

Kalimat ini sangat sering diucapkan bagi sebagian kalangan umat muslim di setiap percakapan mereka. Bahkan kalimat satu ini menjadi salah satu dari istilah bahasa Arab yang sering diucapkan sebagian umat Islam.

Kalimat ini juga muncul dan diturunkan dalam surah Alquran yaitu surat Yusuf ayat 18.

Arti dari Kalimat

وَجَآءُو عَلَىٰ قَمِيصِهِۦ بِدَمٍ كَذِبٍ ۚ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ وَٱللَّهُ ٱلْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ

Yang berarti:

“Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Ya’qub berkata: “Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan”.

Kalimat ini sangat sering diucapkan oleh Nabi Yaqub terutama pada saat mendengar cerita yang berasal dari anak anaknya. Anak-anak Nabi Yaqub tersebut sering bercerita mengenai Nabi Yusuf yang dimakan serigala. Anak-anak tersebut memperlihatkan baju Nabi Yusuf yang ternodai darah palsu.

Pada saat itu Nabi Yaqub mengetahui bahwa informasi yang dikatakan oleh anaknya adalah sebuah kebohongan. Karena beliau tidak menemukan kerusakan yang ada dalam baju serta melihat baju tersebut dalam keadaan yang masih utuh.

Hingga akhirnya Nabi Yaqub mengatakan bahwa mereka sendiri yang telah memandang baik perbuatan buruk tersebut. Kalimat ini ditujukan untuk anak-anaknya. Setelah mengatakan itu Nabi Yaqub mengatakan kalimat tersebut.

2. Maksud dari Kalimat

Kemudian maksud dari kalimat ini merupakan kita sebagai umat-Nya wajib berserah diri kepada Allah SWT agar memberi pertolongan terhadap segala kesulitan serta urusan yang sedang dihadapi umatnya. Karena hanya pada Allah SWT sajalah kita bisa meminta pertolongan.

Sebab hanya Allah SWT yang memiliki kekuasaan terhadap segala sesuatu yang ada di dunia dan di akhirat. Kalimat ini juga bisa dijadikan sebagai kalimat dzikir terutama jika diniatkan untuk berdzikir kepada Allah SWT.

Dzikir merupakan salah satu kegiatan atau aktivitas yang memposisikan diri kita fokus baik dari hati, pikiran, ungkapan serta perbuatan semata mata hanya untuk mengingat Allah SWT. Dzikir bisa dilakukan kapan saja. Biasanya dzikir dilakukan setelah sholat wajib.

Baca: Alhamdulillah Ala Kulli Hal

Kapan Waktu Pengucapan Allahul Musta’an?

Jika diberi pertanyaan berikut maka pada dasarnya kalimat tersebut bisa diucapkan kapan saja dan tak terbatas waktu. Akan tetapi jika dilihat dari kisah Nabi Yaqub yang telah dijelaskan dalam surat Alquran di atas, maka waktu yang tepat adalah saat kita tengah diuji kesabaran.

Diuji kesabaran terhadap segala hal yang susah dan sulit untuk kita hadapi serta kesabaran dalam menghadapi hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak kita. Tentunya setiap kejadian yang buruk tersebut harus dihadapi dengan kesabaran yang lebih.

Selalu yakini di dalam hati bahwa ucapan kalimat tersebut digunakan untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT. Serta selalu yakin bahwa semua hal yang terjadi pada kita akan berlalu dengan baik-baik saja karena bantuan dari Allah SWT.

Meminta bantuan kepada Allah SWT jika sedang mengalami kesulitan atau kesusahan juga disebutkan dalam AlQuran surat Al-Baqarah ayat 153, yang berbunyi:

Kapan Waktu Pengucapan Allahul Musta'an

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Ayat tersebut memiliki arti:

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS al-Baqarah [2]: 153).

Kalimat tersebut merupakan ucapan yang baik sehingga memiliki dampak yang sangat baik bagi kita ketika mengucapkannya dengan sungguh-sungguh. Kemudian waktu yang tepat untuk mengatakan kalimat ini adalah dengan melihat kisah para nabi serta para sahabat nabi.

Seperti kisah Nabi Yaqub yang sudah dijelaskan sebelumnya, serta cerita sahabat nabi yaitu Utsman bin Affan radliyallahu anhu yang saat itu diberitahu bahwa beliau akan masuk surga dengan beberapa ujian yang harus dilalui.

Cerita tersebut diceritakan oleh Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu anhu yang mengatakan bahwa:

Abu Musa Al-Asy ari radhiyallahu anhu

كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَائِطٍ مِنْ حِيطَانِ المَدِينَةِ فَجَاءَ رَجُلٌ فَاسْتَفْتَحَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «افْتَحْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ» فَفَتَحْتُ لَهُ، فَإِذَا أَبُو بَكْرٍ، فَبَشَّرْتُهُ بِمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَحَمِدَ اللَّهَ، ثُمَّ جَاءَ رَجُلٌ فَاسْتَفْتَحَ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «افْتَحْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ»، فَفَتَحْتُ لَهُ فَإِذَا هُوَ عُمَرُ، فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَحَمِدَ اللَّهَ، ثُمَّ اسْتَفْتَحَ رَجُلٌ، فَقَالَ لِي: «افْتَحْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ، عَلَى بَلْوَى تُصِيبُهُ»، فَإِذَا عُثْمَانُ، فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَمِدَ اللَّهَ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُ المُسْتَعَانُ

Kalimat tersebut dalam bahasa Indonesia memiliki arti

“Aku sedang bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam di dalam salah satu kebun dari kebun-kebun Madinah. Seorang laki-laki kemudian datang dan meminta untuk dibukakan (pintu). Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Bukakan untuknya dan berilah ia kabar gembira dengan syurga.”

Aku pun membukakan pintu untuknya. Ternyata ia adalah Abu Bakar. Lalu aku memberinya kabar gembira dengan apa yang diucapkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Maka dia memuji Allah. Kemudian seorang laki-laki lain datang lalu meminta untuk dibukakan pintu.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Bukakan untuknya dan berilah kabar gembira untuknya dengan syurga.” Aku lalu membuka pintu untuknya. Ternyata ia adalah Umar. Aku memberitahunya dengan apa yang diucapkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka dia memuji Allah.

Kemudian seorang laki-laki lain meminta untuk dibukakan pintu. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “Bukalah untuknya dan berilah ia kabar gembira berupa syurga diiringi dengan ujian yang akan mengenainya.”

Ternyata dia adalah Utsman. Aku pun memberitahunya dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dia mengucap tahmid, kemudian mengatakan: allahul musta’an.” [Hr. Al-Bukhari]

Kalimat ini juga disebutkan oleh sahabat Aisyah radhiyallahu anha saat berada dalam peristiwa haditsul ifki atau dalam cerita palsu yang sangat terkenal. Pada saat itu diceritakan hal-hal yang tidak baik mengenai beliau dan telah tersebar di seluruh kota Madinah.

Kabar tersebut juga hampir mempengaruhi masyarakat di kota tersebut. Kemudian beliau didatangi oleh Rasulullah yang meminta sebuah penjelasan atau tabayyun. Dan kalimat ini ini juga disebutkan oleh ibunda Aisyah radhiyallahu anha.

Baca: Bismillahilladzi La Yadurru Ma’asmihi

Hikmah Mengucapkan Allahul Musta’an

Saat seseorang mengucapkan kalimat tersebut ketika sedang mengalami kesulitan yang tidak bisa diatasi sendiri, maka Allah SWT akan membantu orang tersebut untuk mengatasi masalah itu. Dan hal tersebut menjadi salah satu hikmah yang bisa didapat ketika mengucapkan kalimat itu.

Selain itu ada beberapa manfaat dan hikmah ketika mengucapkan kalimat tersebut sebagai kalimat dzikir yang selalu dilakukan terutama untuk menenangkan jiwa dan berserah diri kepada Allah SWT. Berikut ini beberapa hikmah yang bisa didapatkan ketika mengucapkan kalimat tersebut sebagai kalimat dzikir.

1. Dilancarkan Segala Rezekinya

Dilancarkan Segala Rezekinya

Sebagai umat muslim wajib hukumnya untuk selalu bersyukur serta mengingat Allah SWT dalam setiap kesempatan yang ada. Tersebut bisa dilakukan dengan berzikir. Dzikir yang dilakukan setiap hari dapat membantu melancarkan rezeki seseorang.

2. Dijauhkan Dari Perasaan Gundah Atau Resah

Dijauhkan Dari Perasaan Gundah Atau Resah

Manfaat dari dzikir ini yaitu dapat membangun kesabaran dalam diri serta menenangkan pikiran seseorang. Dengan memiliki pikiran yang tenang akan semakin mudah dan dilancarkan dalam mengambil sebuah keputusan secara rasional dan tidak gegabah.

3. Melindungi Diri dari Jin

Melindungi Diri dari Jin

Meningkatkan intensitas waktu untuk berdzikir sangat membantu manusia dalam melindungi diri serta menjauhkan dari gangguan jin dan iblis. Karena saat kita sering melakukan dzikir pada Allah SWT, semakin meningkat rasa keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT.

Baca: Allahumma Antassalam Waminkassalam

4. Selalu Dikelilingi oleh Kebaikan

Selalu Dikelilingi oleh Kebaikan

Salah satu manfaat dzikir ini telah dituliskan berulang-ulang dalam surat Al-Qur’an sebagai pengingat umat Islam agar selalu menjalankan dzikir. Karena bisa mendatangkan berbagai hal yang baik di kehidupan sehari-hari.

Dengan mengucapkan allahul musta’an di setiap doa atau dzikir dapat mendatangkan berbagai berkah yang dilupakan oleh Allah SWT. Kalimat ini juga bisa menjadi sebuah peringatan bahwa segala pertolongan hanya datang pada Allah SWT.

Photo of author

Rifqi

Saya adalah orang yang hidup di lingkungan pesantren dan sangat mencintai suasana keagamaan di sana. Saya merasa sangat senang ketika mempelajari ilmu agama dan merasa bahwa itu adalah hal yang sangat penting dalam hidup saya.