(REVIEW) Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan

Anda sedang mencari informasi terkini dan terupdate seputar Pondok Pesantren Sunan Drajat? Jika iya Anda datang ke tempat yang tepat. Di artikel ini kami telah sedikit mengupas seputar profil Pondok Pesantren Sunan Drajat. Semoga bermanfaat ya!

Sekilas Pesantren Sunan Drajat

Pondok pesantren sunan drajat merupakan pondok yang mempunyai nilai sejarah yang sangat kuat. Pesantren ini didirikan oleh Raden Qosim atau yang lebih dikenal dengan Sunan Drajat. Beliau adalah salah satu dari Wali Songo yang menyebarkan ajaran islam di tanah Jawa. Raden Qosim mendirikan pondok di Banjaranyar Paciran Lamongan. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, pondok Sunan Drajat mengalami kemunduran hingga tidak ada lagi aktivitas di dalamnya.

Setelah mengalami proses kemunduran, bahkan sempat menghilang dari percaturan dunia Islam di Pulau Jawa, pada akhirnya Pondok Pesantren Sunan Drajat kembali menata diri dan menatap masa depannya dengan rasa optimis dan tekad yang kuat.

Hal ini bermula dari upaya yang dilakukan oleh anak cucu Sunan Drajat yang bercita-cita untuk melanjutkan perjuangan Sunan Drajat di Banjaranyar. Keadaan itu pun berangsur-angsur pulih kembali saat di tempat yang sama didirikan Pondok Pesantren Sunan Drajat oleh KH. Abdul Ghofur yang masih termasuk salah seorang keturunan Sunan Drajat pada tahun 1977 yang bertujuan untuk melanjutkan perjuangan wali songo dalam mengagungkan syiar agama Allah di muka bumi.

Biografi Pendiri

KH Abdul Ghofur lahir pada 12 Februari 1949 di Dusun Banjaranyar, Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran, lebih dari 27 km dari kota Lamongan. Beliau dilharikan dari pasangan H. Martokan dan Ibu Hj. Siti Kasiyani. Masa kecil Abdul Ghofur sebagaimana umumnya anak-anak kecil pada masanya, hanya saja yang berbeda dari beliau adalah kemauan keras dan kedermawanannya yang sudah terlihat sejak masa kanak-kanak.

Beliau memulai pendidikan formal di TK Tarbiyatut Tholabah, Kranji, Lamongan pada tahun 1956. Kemudian beliau melanjutkan jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah di tempat yang sama, serra jenjang Madrasah Aliyah di Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Seusai tamat di salah satu pesantren tertua di Indonesia tersebut, beliau melanjutkan pengembaraan belajarnya di Pesantren Keramat dan Pesantren Sidogiri, Kraton, Pasuruan.

Selain menjadi seorang ulama, pesilat, ilmuwan, dan pimpinan pondok pesantren, KH. Abdul Ghofur juga merupakan sosok pengusaha yang sukses. Selama kepemimpinannya dan merintis Pondok Pesantren Sunan Drajat sejak tahun 1977, beliau menjadikan pesantren dapat mandiri membiayai biaya hidup sehari-hari untuk ribuan santrinya secara gratis dengan menjalankan berbagai perusahaan.

Diantara perusahaanya misalnya penambangan kapur, penggalangan kapal laut, usaha pengrajin kayu, industri pupuk, peternakan sapi, usaha bordir & konveksi kain, produksi air mineral “Aidrat”, produksi jus “Mengkudu Sunan”, perkebunan mengkudu, pembudidayaan ikan lele, pembuatan madu asma “Tawon Bunga”, pembuatan minyak kayu putih, garam “Samudera”, radio Persada FM 97.2 MHz, channel Persada TV, dan usaha-usaha lainnya.

Visi Pesantren

Dalam menjalankan pendidikannya, pesantren ini memiliki visi: “Menjadi sebuah pondok pesantren yang mampu melakukan perubahan bagi masyarakat untuk menjadi masyarakat yang madani. Dan meneruskan cita-cita sembilan wali. Serta membentuk insan yang berbudi luhur, berakhlakul karimah, bertaqwa kepada Allah SWT, berpengetahuan luas dan bertanggung jawab terhadap agama, nusa dan bangsa.

Untuk mewujudkan visi tersebut maka disusunlah beberapa misi pendidikan berupa:

  • Menyelenggarakan pendidikan Islam dan di bekali dengan pendidikan formal.
  • Mengikuti Pedoman Sunan Kalijaga “Kenek Iwak’e Gak Buthek Banyune”.
  • Mengembangkan Jiwa Mandiri pada santri sebagaimana wasiat Sunan Drajat “Wenehono” (Berilah).
  • Membentuk insan yang berbudi luhur, berakhlakul karimah, bertaqwa kepada Allah SWT, berpengetahuan luas dan bertanggung jawab terhadap agama, nusa dan bangsa.

Kurikulum Pesantren

Sebagai sebuah pesantren, secara umum tentu saja kurikulum di Pesantren Sunan Drajat berlandaskan islam. Hanya saja nanti pada praktiknya kurikulum tersebut mengikuti kurikulum Kemenag atau kurikulum DIKNAS sesuai dengan unit pendidikan formal yang ada. Untuk saat ini, unit pendidikan formal yang dikelola oleh pesantren ini adalah:

  • PAUD
  • TK Mu’awanah
  • MI Mu’awanah
  • MTs Sunan Drajat.
  • SMP Negeri 2 Paciran.
  • MA Ma’arif 7 Banjarwati.
  • SMK Sunan Drajat Lamongan
  • Madrasah Mu’allimin Mu’allimat.
  • Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD)

Kemudian selain pendidikan formal, Pesantren Sunan Drajat juga membuka program pendidikan non formal. Program tersebut antara lain:

  • Madrasah Qur’an.
  • Madrasah Diniyah.
  • Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA).
  • Pengajian Kitab Salaf.

Oh ya, disini para santri dan santriwati tidak hanya diajarkan mengaji, membaca kitab, dan sekolah formal saja. Mereka juga diajarkan cara berwirausaha. Hasil hasil produk Pondok Sunan Drajat yaitu: Aidrat, Garam Samudra, Mengkudu Sunan, Sandal Aedra dan Sandra, Bakso Ikan Jasudra dan Nugget Cinta. Terdapat juga unit bisnis jasa di pondok  Sunan Drajadt yaitu: Percetakan Persada Press, Foto Copy, Warnet, Konveksi, Laundry, Persada Raisa Tour&Travel dan Barbershop.

Kehidupan Santri

Di Pesantren Sunan Drajat Lamongan, kehidupan santri berjalan sebagaimana kegiatan di pesantren lain pada umumnya. Untuk santri yang sambil bersekolah, mereka akan mengikuti kegiatan belajar mengajar pada jam sekolah pada umumnya. Selain pembelajaran di kelas, para santri pun akan mengikuti berbagai ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat dan minat mereka.

Bagi santri dan santriwati yang bertempat di asrama, maka kegiatan sudah dimulai sejak pukul 03.15. Pada awal hari, santri akan sholat tahajjud berjamaah dan melakukan jamaah subuh. Pengembangan bahasa dan pengajian subuh akan dilakukan mulai pukul 05.00. Sementara itu, bagi santri yang mengikuti sekolah formal, maka pada pukul 07.00 mereka akan berangkat ke sekolah. 

Kemudian bagaimana dengan santri yang tidak bersekolah secara formal? Santri tetap akan melanjutkan pengajian demi pengajian hingga pukul 11.00. Setelah dhuhur, semua santri beristirahat untuk kemudian melanjutkan pengajian dan belajar hingga nanti pukul 21.45. 

Tak hanya bersifat harian, kajian mingguan dan bulanan pun ada. Dibaan, barzanji dan manakib adalah beberapa contoh pengajian mingguan. Sementara untuk kajian bulanan, ada manakib kubro, istighosah kubro, musyawarah kitab, hingga tadarus quran bil ghoib. . 

Begitulah sekelumit profil tentang Pondok Pesantren Sunan Drajat. Semoga bermanfaat ya!

Alamat Pesantren: Banjaranyar, Banjarwati, Kec. Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 62264

Website resmi: https://ppsd.or.id/

Baca juga:

Daftar 500+ Pesantren Terbaik di Indonesia Lengkap

(REVIEW) 9 Pesantren di Lamongan Paling Bagus (2021)

Photo of author

Rifqi

Saya adalah orang yang hidup di lingkungan pesantren dan sangat mencintai suasana keagamaan di sana. Saya merasa sangat senang ketika mempelajari ilmu agama dan merasa bahwa itu adalah hal yang sangat penting dalam hidup saya.