7 Adab Santri Terhadap Teman yang Harus Diketahui

Dalam menuntut ilmu di pesantren, tentu seorang santri tidak bisa hidup sendirian. Ia akan membutuhkan teman dalam kehidupan sehari-harinya. Temanlah yang akan membantu jika seorang santri ada masalah, baik masalah yang berkaitan karena kiriman uang yang tak kunjung datang, kesulitan dalam memahami pelajaran, dan berbagai masalah lainnya.

Oleh karena itu sudah selayaknya seorang santri menjaga hubungan pertemanan dengan santri lainnya agar tetap hidup secara rukun, aman, damai, dan tentram di pesantren. Nah di artikel ini kami mencoba mengulas beberapa adab santri terhadap teman saat bergaul di pesantren.

Membantu Teman yang Sedang Kesulitan

Adab pertemanan dalam dunia santri yang pertama adalah seorang santri harus membantu temannya yang sedang dilanda masalah dan kesulitan. Tentu dengan kehidupan yang jauh dari orang tua, seorang santri akan menghadapi berbagai masalah dan rintangan. Seperti telatnya kiriman uang, kekurangan pakaian, diterpa penyakit, dan yang semisalnya.

Nah dalam posisi seperti yang disebutkan di atas, seorang santri harus peka dan membantu temannya agar segera terbebas dari kesulitan yang diderita. Insya Allah bagi yang gemar menolong dan membantu temannya akan mendapatkan pahala yang besar dan berbagai kemudahan dari Allah. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. (HR Muslim)

Menjaga Aib atau Rahasia Teman

Dalam berinteraksi dengan teman, khususnya teman dekat, seorang santri terkadang diamanahi temannya tentang aib dan rahasia teman tersebut. Baik itu aib yang berkaitan dengan kehidupan pribadi, masalah fisik, unek-unek, urusan cinta, dan berbagai lainnya.

Ketika teman tersebut menitipkan rahasianya, tandanya dia sudah percaya kepada Anda. Karena itu sebagai teman Anda harus menjaga kepercayaan tersebut dengan tidak membongkar rahasianya kepada khalayak ramai. Apalagi jika disebarkan secara membabi buta.

Bagi yang membongkar rahasia temannya, maka dia akan mendapatkan dosa dari Allah. Selain itu dia juga akan dibuka aibnya oleh Allah kelak di hari kiamat. Dalam hal ini Baginda Nabi SAW bersabda yang artinya: “Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat.” (HR Muslim)

Saling Menasihati Dalam Kebaikan

Tidak ada manusia yang luput dari dosa. Termasuk dalam kehidupan di pesantren. Seorang santri tentu banyak melakukan dosa, baik itu dosa yang disebabkan ketidak tahuan ataupun yang disengaja. Nah, ketika seorang santri mendapati temannya berbuat dosa atau kemungkaran, hendaknya dia menegur dan menasihati temannya tersebut.

Hal ini karena menasihati seseorang agar tidak berbuat kemungkaran adalah perintah Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Tidak Mencela Teman

Di zaman sekarang ini, umumnya saling mencela dalam dunia pertemanan merupakan hal yang lumrah. Misalnya mengejek teman yang tinggi dengan sebutan jerapah, teman yang gendut dengan gajah, dan yang semisalnya.

Bagi seorang santri yang menuntut ilmu agama setiap hari, sudah sepatutnya tidak saling mencela antara sesamanya. Janganlah menyebut teman dengan ucapan yang tidak pantas dan tidak berkenan. Panggilah nama teman dengan panggilan yang baik dan sopan.

Larangan ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW. Beliau berkata yang artinya: “Mencela seorang muslim merupakan kefasikan dan memeranginya merupakan kekufuran.” (HR Bukhari dan Muslim)

Senantiasa Bertutur Kata Dengan Baik

Lidah adalah bagian tubuh yang tak bertulang. Namun meskipun begitu, lidah memiliki kekuatan yang dapat menghancurkan hati dan perasaaan seseorang. Bagaimana itu terjadi? Hal itu terjadi karena tidak terjaganya ucapapan seseorang kepada temannya, baik itu dengan cara mencacinya, menggunjing, atau bahkan memfitnah.

Oleh karena itu, hendaknya ketika bergaul dengan teman, seorang santri tidak mengeluarkan ucapan kecuali ucapan yang baik dan benar. Hal ini senada dengan perintah Rasullah SAW dalam hadits yang artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya dia berkata baik atau diam” (HR Muslim)

Menjaga Perdamaian dan Meninggalkan Permusuhan

Dalam hubungan pertemanan, tentu akan ada saja masalah dan rintangan yang dapat menimbulkan perpecahan. Banyak sekali kejadian dimana hubungan pertemanan yang dibangun bertahun-tahun tiba-tiba rusak dan bermusuhan hanya karena masalah sepele. Karena itu, seorang santri harus senantiasa menjaga hubungan pertemanannya dengan baik.

Jika mulai muncul benih-benih permusuhan, ada baiknya bicarakan dengan baik-baik dan cari jalan keluar. Jangan sampai ada rasa permusuhan diantara sesama teman. Jika itu terjadi, maka Allah akan memberikan dosa padanya. Dalam hal ini Baginda SAW bersabda yang artinya:

“Janganlah kalian saling membenci, saling dengki, dan saling bermusuhan. Jadilah kalian hamba Allah yang besaudara. Dan tidak halal bagi seorang muslim memboikot saudaranya lebih dari tiga hari,” (HR Bukhari)

Saling Mencintai Karena Allah

Cinta adalah salah satu anugerah yang Allah berikan kepada manusia. Dengan cinta, manusia dapat saling mengasihi dan menyayangi sesama manusia. Karena itulah hendaknya dalam berteman, seorang santri mencintai temannya karena Allah. Wujud cinta disini tentu tidak bermakna negatif berupa ya, melainkan cinta bermakna akan hidup bersama teman untuk bersama-sama menggapai ridho Allah.

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang mencintai berjumpa Allah, Allah mencintai berjumpa kepadanya, sebaliknya siapa yang membenci berjumpa dengan Allah, Allah pun membenci berjumpa dengannya.” (HR. Bukhari)

Semoga Allah senantiasa memberikan ridho dan karunia-Nya kepada kita semua. Wallaahu A’lam bis Showab

Baca juga:

5 Adab Santri Terhadap Guru yang Harus Diketahui Santri

Photo of author

Rifqi

Saya adalah orang yang hidup di lingkungan pesantren dan sangat mencintai suasana keagamaan di sana. Saya merasa sangat senang ketika mempelajari ilmu agama dan merasa bahwa itu adalah hal yang sangat penting dalam hidup saya.