3 Pidato Santri Untuk Negeri

Kamu sedang mencari beberapa tema untuk berpidato? Jika iya maka tepat sekali datang ke tulisan ini. Di artikel ini kami telah menulis beberapa tema pidato santri untuk negeri yang dapat menjadi inspirasimu dalam berpidato.

Santri Membangun Negeri

Hadirin sekalian…

Santri memiliki peran yang sangat besar dalam membangun negeri. Bahkan sejak NKRI belum merdeka, para ulama dengan pesantrennya telah berhasil mencetak para santri yang mampu menebarkan rahmat dan kebaikan ke seluruh penjuru negeri.

Sebut saja Pesantren Tremas di Pacitan (1823), Pesantren Jampes dan Bendo di Kediri dan Pelangitan di Babat (1855), Pesantren Teglasari di Semarang (1870), Pesantren Tebu Ireng di Jombang (1899), Pesantren Gontor (1926), dan masih banyak lagi pesantren yang berdiri sebelum merdekanya NKRI.

Sejarah membuktikan, selain menebarkan dakwah ke penjuru negeri, para santri juga ikut berkontribusi bersama kalangan lainnya dalam menumpas penjajah menggunakan senjata. Kita tentu mengetahui bagaimana peristiwa 10 November yang kelak diabadikan sebagai hari pahlawan.

Kala itu Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari bersama puluhan kyai dan ribuan santrinya bersatu dan berjuan untuk mengusir penjajah yang ada di Surabaya. Resolusi jihad yang dikumandangkan mampu membakar seluruh pasukan agar bersemangat dalam mempertahankan negeri ini hingga titik darah penghabisan.

Hadirin sekalian…

Begitulah sekelumit peran santri di zaman dulu. Namun sekarang kisahnya menjadi sangat berbeda. Santri hari ini adalah santri milenial, santri kreatif, serta santri yang percaya dengan kemampuan diri. Karena itu sudah bukan zamannya lagi jika ada santri yang tidak mengerti dengan teknologi, dan sudah bukan zamannya lagi jika santri tidak boleh berprestasi di bidang sains dan akademik lainnya.

Perjuangan santri hari ini bukanlah perjuangan melawan penjajah. Hari ini Indonesia telah merdeka dari penjajahan secara fisik. Tidak ada lagi peluru dan tank-tank baja yang menyerang Indonesia. Namun, saat ini Indonesia sedang dijajah oleh berbagai paham-paham yang menyesatkan.

Kini Indonesia sedang terjajah secara budaya. Paham liberalisme dan hedonisme telah menjangkiti jiwa-jiwa anak muda zaman sekarang. Kita bisa melihat banyak teman-teman kita diluaran sana yang gemar bermaksiat dan hidup secara hedon. Mereka telah terjangkiti virus yang datang dari budaya barat.

Hadirin sekalian…

Karena itu tugas kita sebagai santri sekarang adalah menyadarkan kawan-kawan kita diluar sana yang telah terjangkiti virus mematikan tersebut. Caranya adalah dengan mendakwahkan setiap ilmu yang telah kita dapatkan di pesantren.

Gunakanlah berbagai media dalam berdakwah. Buatlah konten-konten dakwah yang kreatif dan dapat menarik minat mereka untuk mendengarkan dakwah kita. Itulah perjuangan kita saat ini. Semoga Allah memberikan kemudahan dalam perjuangan dakwah ini.

Sekian dan terima kasih…

Santri yang Hakiki

Hadirin sekalian…

Secara definisi, santri merupakan orang yang menuntut ilmu di pondok di pesantren untuk menuntut ilmu agama di dalamnya. Namun yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apakah kita telah melaksanakan peran tersebut? Atau justru kita masih sering berleha-leha dan tidak bersemangat dalam menimba ilmu kepada para romo kyai?

Sebagai santri yang masih berada di fase pemuda, tentu kita mesti maksimalkan setiap potensi yang dimiliki. Bagi kalian yang memiliki potensi dalam menghafal, hafalkanlah Al Qur’an dan berbagai matan ilmu. Hafalkanlah alfiyah, imrithi, jurumiyah, safinah, sulam, jauhar maknun, dan berbagai matan lainnya.

Bagi kalian yang memiliki kemampuan dalam menulis, tulislah berbagai maklumat yang ada di kepala kalian ke atas lembaran-lembaran kertas. Sebarkanlah dakwah lewat tulisan! Bagi kalian yang memiliki kemampuan dalam beretorika, latih dan asahlah terus kemampuan kalian tersebut! Karena hal itu akan sangat berguna bagi kalian saat menyampaikan dakwah kepada umat di masa yang akan datang.

Wahai para santri!

Manfaatkanlah setiap waktu kalian. Karena waktu bagaikan emas yang sangat berharga. Rasulullah SAW bersabda: “Jagalah lima hal sebelum lima hal. (1) Mudamu sebelum datang masa tuamu, (2) sehatmu sebelum datang masa sakitmu, (3) waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, (4) kayamu sebelum miskinmu, (5) hidupmu sebelum matimu.

Waktu kita menimba ilmu di pesantren bersama kyai tidaklah lama. Karena itu maksimalkanlah pembelajaran kita di sini. Galilah ilmu sebanyak mungkin kepada kyai. Hormatilah ia agar kita mendapatkan berkah dan manfaat ilmunya.

Ingatlah teman teman sekalian! Diluaran sana umat sedang menunggu kita. Mereka sedang menanti kita. Mereka menunggu datangnya kita yang akan menyampaikan dakwah islam di tengah-tengah kehidupan mereka. Karena itu, bagaimana kita menyampaikan dakwah jika tidak memiliki bahannya? Oleh karena itu, mari kita bersemangat dalam mereguk ilmu di pesantren ini.

Santri, Jangan Diam!

Teman teman sekalian!

Kita sebagai santri setiap harinya diberikan berbagai ilmu keislaman. Dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi, seluruh aktivitas kita berkaitan dengan pembelajaran agama. Pelajaran bahasa arab, tsaqofah islam, fiqih, sejarah, dan berbagai ilmu agama lainnya menjadi santapan lezat setiap harinya.

Namun yang menjadi pertanyaan, untuk apakah seluruh ilmu tersebut? Apakah hanya sekedar kita pendam? Atau justru haru diamalkan dan disebarluaskan? Tentu jawabannya adalah diamalkan dan disebarluaskan.

Setiap ilmu yang telah kita pelajari wajib kita amalkan tanpa terkecuali. Misalnya, ketika kita telah mengetahui bahwa pacaran itu haram, maka tidak ada alasan bagi kita untuk melakukannya. Contoh lain, jika kita telah memahami bahwa berdakwah itu hukumnya wajib, maka wajib bagi kita untuk senantiasa melakukan aktivitas dakwah.

Selain itu, ilmu yang tidak diamalkan juga merupakan tanda ilmu kita tidak bermanfaat. Dan bagi siapapun yang ilmunya tidak manfaat, akan mendapatkan siksa di akhirat kelak. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Manusia yang paling berat mendapatkan siksa di hari kiamat, yaitu orang yang mempunyai ilmu, yang Allah tidak memberi manfaat atas ilmunya.”

Teman teman sekalian!

Ilmu yang kita miliki juga harus disebarluaskan, dalam hal ini maksudnya adalah didakwahkan kepada masyarakat luas. Dakwah dalam konteks ini bermakna amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Kita tentu tau, saat ini kondisi pemuda di luar sana telah terkungkung dengan budaya kebebasan dan berfoya-foya. Mereka lebih suka menghabiskan waktunya di diskotik daripada di masjid, lebih suka push rank daripada membaca Al Qur’an, lebih suka berpacaran daripada belajar, dan berbagai kemungkaran lainnya.

Karena itu, kita sebagai santri yang telah paham akan islam, sudah selayaknya untuk menyadarkan mereka semua. Bergeraklah! Jangan diam terhadap setiap kemungkaran yang ada. Karena jika kalian diam, maka kalian seperti setan yang bisu. Salah satu ulama pernah berkata: “Orang yang berdiam diri dari (menyampaikan) kebenaran, maka ia adalah Syaithon Akhros (yakni setan yg bisu dari jenis manusia).

Oleh karena itu, kuy sampaikanlah dakwah kepada teman kita diluaran sana.

Demikianlah beberapa pidato santri untuk negeri. Semoga dapat bermanfaat ya! Wallahu a’lam

Baca juga:

3 Pidato Keutamaan Menjadi Santri

Photo of author

Rifqi

Saya adalah orang yang hidup di lingkungan pesantren dan sangat mencintai suasana keagamaan di sana. Saya merasa sangat senang ketika mempelajari ilmu agama dan merasa bahwa itu adalah hal yang sangat penting dalam hidup saya.