Kitab Arbain Nawawi: Pengertian, Biografi Pengarang, Isi, dan Syarahnya

Dalam memahami hukum dan syariat islam, tentu wajib berpegang dan berlandaskan atas sumber-sumber hukum islam yang ditetapkan oleh Allah. Para ulama telah bersepakat, bahwa sumber utama hukum islam adalah Kitabullah yaitu Al-Qur’anul Karim. Nah kemudian setelah Qur’an, hadits menjadi sumber hukum islam yang kedua. Salah satu kitab hadits yang paling fenomenal di tengah-tengah masyarakat adalah kitab arbain nawawi.

Lantas apa sih sebenarnya kitab arbain nawawi itu, apa saja pembahasannya, siapa pengarangnya dan bagaimana cara mengkajinya? Penasaran? Simak ulasan kami berikut ini

Pengertian

Kitab Arbain Nawawi adalah kitab hadits yang sangat terkenal di negeri ini. Tidak hanya di negeri ini, kitab ini juga telah dikenal di seantero dunia Islam selama berabad-abad. Pesantren, dayah, madrasah, masjid, mushola, pengajian rumah, dan berbagai lembaga pendidikan Islam telah menjadikannya sebagai buku wajib untuk dipelajari. 

Secara umum kitab arbain nawawi berfisik tipis dan kecil, tapi luas isinya. Jumlah hadisnya “hanya” 40-an saja (lebih akurat lagi, berjumlah 42 hadis). Meskipun jumlah hadis riilnya hanya 42, tetapi kitab ini disebut “Al-Arba’in” yang secara harfiah bermakna 40 dan ini biasa dalam bahasa Arab karena digolongkan ke dalam bahasa majaz, tepatnya masuk kaidah “ithlaqul juz-i ‘alal kulli”.

Hadis-hadis yang dikumpulkan An-Nawawi dalam kitab ini mengandung ajaran ushuluddin, kaidah-kaidah syariat, prinsip-prinsip dien dan rangkuman ajaran Islam. Isinya mengajarkan secara global semua jenis ketaatan. An-Nawawi menegaskan bahwa sudah sepantasnya siapapun yang mencari akhirat mengetahui hadis-hadis seperti ini.

42 hadis yang ditulis dalam kitab ini diharapkan sudah cukup mewakili dan merangkum seluruh hadis Nabi Muhammad SAW karena merupakan hadis-hadis inti. Hadis-hadis itu, di antaranya oleh sebagian ulama disebut sebagai “rubu’ut tasyri’” (seperempat legislasi hukum Islam), “rubu’ud din” (seperempat dien), dan “tsulutsud din” (sepertiga dien).

Dengan hadis-hadis yang seperti ini, siapa saja yang mampu menghafalkannya diharapkan seakan-akan telah menguasai seluruh hadis Nabi dalam bentuk substansinya sehingga hadis-hadis itu diharapkan sudah cukup menjadi poros ajaran Islam dalam menghadapi kehidupan.

Pengarang

Pengarang Kitab ini yang merupakan seorang ulama besar yaitu Imam An Nawawi. Nama asli beliau adalah Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyiddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi. Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Nawa, sebuah kampung di daerah Dimasyq (Damascus) yang sekarang merupakan ibukota Suriah.

Beliau pertama kali dididik oleh ayahnya yang terkenal dengan kesalehan dan ketakwaan. Kemudian setelah itu beliau mulai belajar di katatib (tempat belajar baca tulis untuk anak-anak) dan hafal Al-Quran sebelum menginjak usia baligh.

Ketika berumur 10 tahun, Syaikh Yasin bin Yusuf Az-Zarkasyi melihatnya dipaksa bermain oleh teman-teman sebayanya, namun ia menghindar, menolak dan menangis karena paksaan tersebut. Syaikh ini berkata bahwa anak ini diharapkan akan menjadi orang paling pintar dan paling zuhud pada masanya dan bisa memberikan manfaat yang besar kepada umat Islam.

An-Nawawi kecil tinggal di Nawa hingga berusia 18 tahun. Kemudian pada tahun 649 H ia memulai rihlah thalabul ilmi-nya ke Dimasyq dengan menghadiri halaqah-halaqah ilmiah yang diadakan oleh para ulama kota tersebut.

Saat itu beliau tinggal di madrasah Ar-rawahiyyah di dekat Al-Jami’ Al-Umawiy. Beliau menjadikan thalabul ilmi sebagai kesibukannya yang utama. Disebutkan bahwa ia menghadiri dua belas halaqah dalam sehari. Ia rajin sekali dan menghafal banyak hal. Dengan keuletannya tersebut, maka tak heran beliau pun mengungguli teman-temannya yang lain dalam banyak hal.

Diantara guru-guru beliau selama pengembaraannya dalam menuntut ilmu adalah: Abul Baqa’ An-Nablusiy, Abdul Aziz bin Muhammad Al-Ausiy, Abu Ishaq Al-Muradiy, Abul Faraj Ibnu Qudamah Al-Maqdisiy, Ishaq bin Ahmad Al-Maghribiy dan Ibnul Firkah. Dan diantara murid beliau: Ibnul ‘Aththar Asy-Syafi’iy, Abul Hajjaj Al-Mizziy, Ibnun Naqib Asy-Syafi’iy, Abul ‘Abbas Al-Isybiliy dan Ibnu ‘Abdil Hadi, serta guru-guru yang lainnya.

Sejarah mencatat bahwa beliau adalah sosok ulama yang zuhud, wara’ dan bertaqwa. Beliau merupakan sosok yang sangat sederhana, qana’ah dan berwibawa. Beliau senantiasa menggunakan banyak waktunya dalam ketaatan. Sering tidak tidur malam untuk ibadah atau menulis. Bahkan beliau juga termasuk ulama yang menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, tak terkecuali kepada para penguasa, dengan cara yang telah digariskan Islam.

Imam Nawawi meninggal dunia saat usianya 46 tahun, tepatnya beliau meninggal pada 24 Rajab Tahun 676 H di desa kelahirannya yaitu nawa. Beliau dikebumikan di desa tersebut, disebabkan penyakit yang dideritanya. Rahimallaahu Ta’aala

Sebagai seorang ulama, beliau sangat produktif sekali dalam menuangkan ilmunya dengan pena. Tercatat jumlah karyanya lebih dari 40 kitab yang masih eksis hingga saat ini. Diantara kitab-kitabnya yang terkenal adalah:

Ilmu Hadits:

  • Al-Arba’in An-Nawawiyah
  • Riyadhus Shalihin
  • Al-Minhaj (Syarah Shahih Muslim)
  • At-Taqrib wat Taysir fi Ma’rifat Sunan Al-Basyirin Nadzir

Dalam Ilmu Fiqih:

  • Minhaj ath-Thalibin
  • Raudhatuth Thalibin
  • Al-Majmu` Syarhul Muhadzdzab
  • Matn al-Idhah fil-Manasik

Dalam Bidang Bahasa:

  • Tahdzibul Asma’ wal Lughat

Dalam Bidang Ahlak:

  • At-Tibyan fi Adab Hamalah al-Quran
  • Bustanul Arifin
  • Al-Adzkar

Lain-lain:

  • Tahdzib al-Asma
  • Ma Tamas Ilaihi Hajah al-Qari li Shahih al-Bukhari
  • Tahrir al-Tanbih
  • Adab al-Fatwa wa al-Mufti wa al-Mustafti
  • At-Tarkhis bi al-Qiyam
  • Masih banyak lagi

Isi Kitab

Secara umum kitab ini dimulai dengan mukadimah (pengantar) dari Imam an-Nawawi, selanjutnya adalah hadits-hadits dari awal hingga akhir. Beliau tidak menyebut judul khusus pada hadits-hadits dalam kitab ini, hanya saja disebut hadits pertama, hadits kedua hingga seterusnya.

Karena itu bagi anda yang membaca langsung dengan merujuk ke kitab aslinya maka akan mendapati demikian, sehingga untuk mengetahui isi pembahasan suatu hadits ia harus membacanya terlebih dahulu. Namun jika Anda membacanya dari kitab yang sudah ditahqiq oleh penerbit, maka Anda akan mendapati tema-tema tertentu dalam setiap poin haditsnya.

Adapun tema-tema tersebut antara lain:

  • Hadits 1: Niat, Kunci Amal;
  • Hadits 2: Islam, Iman, Ihsan;
  • Hadits 3: Rukun Islam;
  • Hadits 4: Amalan Itu Tergantung Bagaimana Kesudahannya;
  • Hadits 5: Kemungkaran dan Bid‘ah;
  • Hadits 6: Halal dan Haram;
  • Hadits 7: Agama adalah Nasihat;
  • Hadits 8: Kesucian Setiap Muslim;
  • Hadits 9: Pembebanan Sesuai Kemampuan;
  • Hadits 10: Do‘a dan Kaitannya Dengan Makan yang Halal;
  • Hadits 11: Wara‘ dan Meninggalkan Subhat;
  • Hadits 12: Meninggalkan Hal-Hal yang Tidak Bermakna
  • Hadits 13: Mencintai Kebaikan Bagi Orang Lain;
  • Hadits 14: Kapan Darah Muslim Boleh Ditumpahkan;
  • Hadits 15: Kemurahan dan Diam;
  • Hadits 16: Larangan Marah;
  • Hadits 17: Berbuat Baik Dalam Segala Hal
  • Hadits 18: Takwa dan Akhlak yang Baik;
  • Hadits 19: Bantuan Allah dan Penjagaan-Nya;
  • Hadits 20: Rasa Malu dan Iman;
  • Hadits 21: Iman dan Istiqamah;
  • Hadits 22: Jalan ke Surga
  • Hadits 23: Sarana-Sarana Kebaikan;
  • Hadits 24: Haram Berbuat Zhalim;
  • Hadits 25: Keutamaan Dzikir;
  • Hadits 26: Di antara Jalan-Jalan Kebaikan;
  • Hadits 27: Kebaikan dan Dosa;
  • Hadits 28: Berpegang Pada Sunnah serta Menjahui Penyelisihan dan Bid‘ah;
  • Hadits 29: Jalan Menuju Surga;
  • Hadits 30: Hak-Hak Allah;
  • Hadits 31: Keutamaan Zuhud;
  • Hadits 32: Jangan Menimbulkan Bahaya dan Jangan Balas Membahayakan Orang Lain;
  • Hadits 33: Bukti dan Sumpah;
  • Hadits 34: Mengubah Kemungkaran;
  • Hadits 35: Adab-Adab Kemasyarakatan;
  • Hadits 36: Amal Kebajikan dan Balasannya;
  • Hadits 37: Kemurahan Allah;
  • Hadits 38: Wali Allah;
  • Hadits 39: Sesuatu yang Tidak Mengandung Dosa,
  • Hadits 40: Hidup Laksana Pengembara;
  • Hadits 41: Keinginan Seorang Mukmin;
  • Hadits 42: Ampunan Allah.

Syarah Arbain Nawawi

Sebagai kitab yang sangat fenomenal, Banyak sekali kitab yang lahir dari kitab ini. Sebagian peneliti menghitung ada lebih dari 90 kitab lahir dari kitab Arbain Nawawi. Diantara mereka Ada yang membuatkan manzhumah  untuknya, mengi’robinya, melakukan dhobth lafaz, membahas kitab-kitab yang lahir darinya, mengkaji perawi-perawi hadisnya, mentakhrij, mensyarahnya, membuat ta’liqot dan lain-lain.

Di antara ulama yang membuatkan manzhumah untuk kitab Arbain Nawawi adalah Ibnu Ghozi dalam karya yang berjudul “Al-Arba’un An-Nawawiyyah Al-Musammat bi Muzilati Al-Isykal li Al-Mubtadi min Jumlati Ar-Rijal”.

Adapula yang memberi perhatian pada i’robnya seperti yang dilakukan Husain Abdul Jalil Yusuf dan Umar Al-‘Umri. Adapula yang melakukan dhobth serius seperti yang dilakukan Ali Al-Liby dalam kitab “Fathu Robbi Al-Bariyyah bi Dhobthi Al-Arba’in An-Nawawiyyah”.

Adapula kitab khusus yang merekam sejauh mana perhatian ulama berbagai zaman terhadap kitab ini, seperti yang dilakukan Rosyid al-Ghufaili dalam karya berjudul “Ithafu Al-Anam bi Dzikri Juhudi Al-‘Ulama’ ‘ala Al-Arba’in fi Mabani Al-Islam wa Qowa’idi Al-Ahkam”.

Adapula ulama yang memberi perhatian terhadap perawi-perawi dalam sanad hadis kitab ini. Di antaranya, Ibnu ‘Allan (w. 1057 H) dalam kitab berjudul “Al-Mu’in ‘ala Ma’rifati Ar-Rijal Al-Madzkurin fi Al-Arba’in li An-Nawawi”, dan Ali Kabirul Ilah Abadi (w. 1090 H) dalam kitab bernama “Mathlubu Ath-Tholibin Fi Asma-i Rijali Al-Arba’in”.

Adapula yang memberi perhatian dalam hal takhrijnya. Di antaranya, Ibnu Syaikhi Al-Bi’ri (w. 802 H), Al-Iroqi (w. 802 H) dalam karya berjudul “Amali ‘ala Al-Arba’in” dan Ibnu Hajar Al-‘Asqolani (w. 852 H) dalam kitab berjudul “Takhriju Al-Arba’in An-Nawawiyyah bi Al-Asanid Al-‘Aliyyah”.

Adapun kitab khusus yang mensyarah isi dari Arbain Nawawi antara lain:

  • Al-Wâfi fî Syarh al-Arba’în an-Nawawiyah karya Dr Mustafa Dieb al-Bughâ dan Dr Muhyiddin Mistu
  • Jami’ Al-Ulum Wa Al-Hikam Fi Syarhi Khomsina Haditsan Min Jawami’i Al-Kalim karya Ibnu Rojab
  • Al-Fathu Al-Mubin bi Syarhi Al-Arba’in karya Ibnu Hajar Al-Haitami
  • Al-Mu’in ‘ala Tafahhumi Al-Arba’in Karya Ibnu Al Mulaqqin
  • At-Ta’yin Fi Syarhi Al-Arba’in karya Najmuddin Ath-Thufi
  • Al-Manhaj Al-Mubin Fi Syarhi Al-Arba’in karya Al-Fakihani
  • Al-Majalis As-Saniyyah Fi Al-Kalam ‘ala Al-Arba’in An-Nawawiyyah karya Al-Fasyni
  • Al-Mubin Al-Mu’in li Fahmi Al-Arba’in karya Al-Mulla ‘Ali Al-Qori
  • Al-Jawahir Al-Bahiyyah fi Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyya  karya Asy-Syibsyiri
  • Arusu Al-Afroh karya An-Nabrowi
  • Al-Futuhat Al-Wahbiyyah bi Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah karya Asy-Syabarkhiti
  • Tuhfatu Al-Muhibbin fi Syarhi Al-Arba’in karya Muhammad Hayat As-Sindi
  • Al-Jawahir Al-Lu’lu-iyyah fi Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah karya Al-Jurdani
  • An-Nuzhatu Al-Bahiyyah fi Syarhi Ahaditsi Al-Arba’in An-Nawawiyyah karya Qosim Al-Qoisi
  • Mahasinu Ad-Din ‘ala Matni Al-Arba’in dan Ta’limu Al-Ahabb Ahaditsa An-Nawawi wabni Rojab karya Faishol Alu Mubarok 
  • Qowa’id wa Fawa-id min Al-Arba’in An-Nawawiyyah karya Nazhim bin Muhammad Sulthon,
  • Syarhu Al-Arba’in An-Nawawiyyah fi Tsaubin Jadid karya Abu Shofiyyah,
  • Idhohu Al-Ma’ani Al-Khofiyyah fi Al-Arba’in An-Nawawiyyah karya Muhammad Tatai
  • Taisiru Robbi Al-Bariyyah fi Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah karya Muhammad Al-Ahmad
  • Ar-Riyadh Az-Zakiyyah karya Abdul Karim Al-Khudhoir
  • Al-Kafi Min Syuruhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah karya Mahir Al-Hindi
  • Dan masih banyak lagi.

Penutup

Bagaimana, sudah jelas mengenai synopsis dan profil dari kitab Arbain Nawawi. Semoga dengan membaca ini Anda akan semakin bersemangat dalam mengkaji kitab yang sangat fenomenal dalam bidang hadits ini.

Baca Juga:

Kitab Kuning: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-cirinya

Kitab Jurumiyah: Pengertian, Isi, Biografi Pengarang, dan Harganya

Photo of author

Rifqi

Saya adalah orang yang hidup di lingkungan pesantren dan sangat mencintai suasana keagamaan di sana. Saya merasa sangat senang ketika mempelajari ilmu agama dan merasa bahwa itu adalah hal yang sangat penting dalam hidup saya.