Kitab Jurumiyah: Pengertian, Isi, Biografi Pengarang, dan Harganya

Dalam khazanah keislaman, bahasa arab merupakan salah satu cabang ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Diantara ulama ada yang menyebutnya fardlu ain dan ada yang fardlu kifayah. Sebagai sebuah ilmu, bahasa arab memiliki banyak cabang pembahasan. Salah satu cabang dari ilmu bahasa arab adalah nahwu. Nahwu adalah cabang dalam bahasa arab yang mempelajari tata bahasa dalam kalimat. Nah salah satu referensi utama pembelajaran nahwu di hampir seluruh dunia adalah kitab jurumiyah.

Lantas apa sih sebenarnya kitab jurumiyyah itu, apa saja pembahasannya, siapa pengarangnya dan bagaimana cara mengkajinya? Penasaran? Simak ulasan kami berikut ini

Apa itu Kitab Jurumiyah?

Kitab jurumiyah yang kita kenal selama ini sejatinya memiliki nama asli al-Muqaddimah al-Ajurrumiyyah fi Mabadi’ Ilm al-Arabiyyah. Nama tersebut memiliki arti “pembukaan jurumiyyah di dalam pembuka ilmu bahasa arab. Namun agar kitab tersebut lebih mudah diingat, maka kitab ini hanya disebut kitab jurumiyah.

Di Indonesia sendiri, kitab ini bisa dikatakan merupakan kitab yang sangat masyhur dan fenomenal. Betapa tidak, bisa dipastikan seluruh pesantren yang ada di negeri ini baik yang bercorak salaf maupun khalaf menggunakan kitab ini sebagai bahan ajar dasar dalam mempelajari ilmu nahwu. Alasannya karena ini kitab ini ditulis dengan metode yang sangat simple dan mudah dipahami. Sehingga tak aneh kitab yang ringkas ini mudah dikaji oleh orang yang awam.

Sesuai namanya, al-Ajurrumiyyah memang kitab muqaddimah (pengantar), khususnya dalam ilmu nahwu. Isinya sangat simpel dan mendasar. Karena itulah, kitab ini pun perlu diberi penjelasan yang lebih mendalam saat seorang santri hendak mempelajari ilmu nahwu lebih lanjut.

Dengan alasan itulah, kitab ini akhirnya banyak diberi penjelasan oleh banyak ulama, hingga mencapai ratusan kitab penjelasan. Penjelasan-penjelasan tersebut kelak dijadikan satu kitab dengan al-Ajurrumiyyah. Dalam kepustakaan bahasa Arab, kitab-kitab yang berisi penjelasan terhadap sebuah kitab yang lain disebut dengan istilah kitab syarah.

Diantara syarah kitab jurumiyah yang terkenal antara lain:

  • Mukhtashar Jiddan karya Sayyid Amad Zaini Dahlan
  • Ad-Durrah an-Nahwiyah fî Syarh al-Ajurûmiyah karya Abu Ya’la,
  • Ad-Durrah al-Bahiyah ‘ala Muqaddimah al-Ajurûmiyah karya Muhammad bin ‘Umar bin ‘Abdul Qâdir,
  • Al-‘Asymâwi ‘ala Matn al-Ajurûmiyah karya al-‘Asymâwi.
  • Kitab Syarhu al-Syeikh Khalid al-Azhary ‘ala Matni al-Ajurrumiyyah
  • Kitab Syarhu al-Syeikh Yazid Abdurrahman bin Ali al-Makudiy al-Nahwy
  • Kitab Al-Tuhfah al-Sunniyyah karangan Syeikh Muhammad Muhyiddin Abdulhamid
  • Kitab Syarah milik Syeikh Hasan al-Kafrawy al-Syafi’i al-Azhary
  • Kitab Hasyiat al-Ajurrumiyyah karangan Abdurrahman bin Muhammad bin Qosim al-Najdy

Selain dijadikan kitab syarah, jurumiyah juga dijadikan kitab berbentuk nadzom (syair) oleh beberapa ulama. Diantara kitab tersebut adalah:

  • Nadhm al-‘Imrîthî karya Syekh al-‘Imrîthî
  • Ad-Durrah al-Burhâniyah fî Nadhm al-Ajurûmiyah karya Burhanuddin Ibrahim al-Kurdi.

Bahkan terdapat pula penjelasan kitab jurumiyah dari sisi I’robnya. Diantara kitab tersebut adalah:

  • I’râb al-Ajurûmiyah karya Khalid bin Abdullah al-Azhari
  • Al-Fawâid as-Saniyah fî I’râb Amtsilah al-Ajurumiyah karya Najmuddin bin Muhammad bin Yahya al-Halabi.

Pengarang

Adapun penyusun dan pengarang dari kitab masterpiece yang satu ini adalah ulama yang berasal dari negeri Maghrib (Maroko), beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Daud ash-Shinhaji. Dalam penyebutannya, beliau lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Ajurum. Ajurum bukan berasal dari bahasa Arab, melainkan bahasa orang-orang Berber, etnis asli daerah Afrika Utara timur Lembah Nil.

Ajurum sendiri memiliki maknai al-faqir as-Shufi, ahli ibadah yang sufi. Julukan ini mencirikan bahwa beliau dikenal sebagai hamba yang ahli ibadah dan menjalankan laku hidup sufi yang menjauhi kehidupan duniawi.

Mengenai tahun kelahirannya, terdapat sebuah kejadian yang cukup unik. Hal ini karena tahun lahir beliau yaitu tahun 672 H sama dengan tahun wafatnya Ibnu Malik, seorang ahli nahwu terkenal asal Andalusia yang mengkreasi nadzom Alfiyyah. Alfiyyah adalah karya berupa 1002 bait syair mengenai ilmu nahwu. Jadi pada tahun tersebut, seorang ahli nahwu berpulang dan seorang ahli nahwu lainnya dilahirkan.

Disebutkan dalam sejarah, bahwa beliau menimba ilmu di daerah Fasa, kampong alamannya. Hingga pada suatu ketika beliau memiliki niat untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Tatkala melewati Mesir, beliau singgah di Kairo dan menuntut ilmu kepada seorang ulama nahwu yang cukup masyhur dari Andalusia yaitu Abu Hayyan sampai mendapat restu untuk mengajar dan dinobatkan sebagai salah satu imam dalam ilmu gramatikal bahasa arab atau ilmu nahwu.

Dari situlah namanya mulai terkenal oleh segenap masyarakat dengan kealiman dan kepintarannya. Selain dikenal sebagai ulama pakar nahwu, Ibnu Ajurrum juga dikenal sebagai ulama yang ahli dalam bidang fiqih, sastrawan dan matematika. Bahkan di samping itu pula beliau menggeluti ilmu seni lukis, kaligrafi dan ilmu tajwid.

Adapun terkait kapan beliau menulis kitab jurumiyah, tidak ada keterangan yang menyebutkan tahun berapa Ibnu Ajurum mengarang Jurumiyyah. Hanya saja Informasi yang beredar di masyarakat luas adalah bahwa Jurumiyyah ditulis di hadapan bangunan ka’bah yang mulia, kiblat seluruh umat Islam seluruh dunia.

Diceritakan dalam sebuah kitab hasyiyah yang dikarang al-Hamidi, bahwa saat Ibnu Ajurum telah selesai menulis kitab Jurumiyyah, beliau menjatuhkan hasil tulisannya ke laut seraya berkata, “Bila dalam mengarang kitab ini saya ikhlas karena Allah, maka kitab ini tidak akan basah.” Dan kitab yang dicemplungkannya itu benar-benar tidak basah.

Isi Kitab

Dalam menulis kitab ini, Ibnu Ajurrum menggunakan metode yang cukup khas. Metode tersebut antara lain:

  • Pertama, beliau memulai setiap bab biasanya dengan menuliskan definisinya.
  • Kedua, melakukan pengklasifikasian dalam bab-babnya, kemudian menyebutkan jenis-jenisnya.
  • Ketiga, menyebutkan contoh-contoh pada setiap bagian-bagian yang ia sebutkan.
  • Keempat, menyebutkan pendapat yang kuat menurutnya tanpa terikat dengan salah satu mazhab dalam ilmu nahwu, dan tanpa menukil langsung dari suatu kitab ataupun imam tertentu.
  • Kelima, tidak menyebutkan sama sekali mukaddimah dan tujuan ditulisnya kitab ini.
  • Keenam, tidak menyebutkan sama sekali dalil-dalil berupa syair maupun uraian secara gramatikal bahasa Arab.
  • Ketujuh, menjelaskan pembahasan dengan ringkas.
  • Kedelapan, tidak mencantumkan bab-bab tertentu, dengan maksud meringkas isi kitab.

Adapun isi dari kitab yang ringkas ini adalah:

  • Muqoddimah
  • Bab Kalam (Pengertian dan Jenis Kalam)
  • Bab I’rob
  • Bab Tanda-Tanda I’rob (Rafa’, Nashab, Jer, dan Jazm)
  • Fashl Al-Mu’robat (Lafadz-Lafadz yang di-I’robi)
  • Bab Fi’il (Predikat / Kata Kerja)
  • Bab Isim yang diRafa’kan
  • Bab Fa’il (Subyek / Pelaku)
  • Bab Maf’ul yang Tidak Disebut Faa’ilnya (Naaibul faa’il)
  • Bab Mubtada dan khabar
  • Bab Amil-amil yang Masuk Kepada Mubtada dan Khabar
  • Bab Na’at (Sifat)
  • Bab ‘Athaf
  • Bab Taukid (Menekankan atau Menguatkan)
  • Bab Badal (Pengganti)
  • Bab Isim yang Dinashabkan
  • Bab Maf’ul Bih (Objek)
  • Bab Mashdar
  • Bab Maf’ul Muthlaq
  • Bab Zharaf Zaman (Ket. Waktu) dan Zaharaf Makan (Ket. Tempat)
  • Bab Haal (Ket. Kondisi)
  • Bab Tamyiz (Ket. Zat)
  • Bab Istitsna (Pengecualian)
  • Bab Laa (Penafian)
  • Bab Munada (Kata yang Dipanggil)
  • Bab Maf’ul min Ajlih
  • Bab Maf’ul Ma’ah
  • Bab Isim yang Di-Khafadh-kan (Dijarkan)

Cara Belajar Jurumiyah

Dalam mempelajari sebuah bidang ilmu, tentu saja kita harus cermat dalam memilih metode pembelajaran. Hal ini karena metode dalam sebuah pembelajaran sangat berkaitan erat dengan hasil yang akan di raih setelah proses tersebut dilalui. Tak terkecuali dalam mengkaji dan mempelajari kitab jurumiyah.

Terdapat banyak sekali metode pembelajaran kitab yang satu ini. Metode-metode tersebut biasanya tersebar di berbagai pesantren dan lembaga kursus pendidikan bahasa Arab. Namun dari sekian banyak metode yang ada, metode pengajaran jurumiyah dengan system bandongan masih menjadi andalan. Meskipun metode yang satu ini sangat terbilang kuno, namun hingga kini masih eksis dipertahankan. Khususnya di pesantren-pesantren yang masih bercorak salaf.

Bandongan sendiri merupakan sebuah adalah metode transfer keilmuan atau proses belajar mengajar dengan menggunakan kitab kuning. Nantinya seorang Kiai atau ustad dalam sebuah pengajian akan membacakan, menerjemah, dan menerangkan materi yang sedang dikaji. Sedangkan, santri atau murid akan mendengarkan, menyimak, dan mencatat apa yang disampaikan oleh kiai yang memberi pengajian tersebut.

Sebagai kitab yang mengkaji ilmu bahasa arab, maka kami sarankan bagi Anda untuk tidak mempelajari kitab ini secara otodidak. Hal ini karena dapat berakibat adanya kesalahan dalam memahami makna yang ada dalam kitab ini. Hendaknya Anda mencari guru yang kompeten dan sudah diketahui kemampuannya. Jika Anda masih ingin lebih tahu mengenai cara belajar kitab jurumiyah dan umumnya ilmu nahwu, bisa cek artikel kami di link ini.

Harga Kitab Jurumiyyah

Berkaitan dengan harga dari kitab yang fenomenal ini, bisa dikatakan harganya terbilang sangat murah dan terjangkau. Berdasarkan pengamatan kami, harga kitab jurumiyah ini berada di kisaran dari angka 1.700 hingga puluhan ribu rupiah. Perbedaan harga tersebut dipengaruhi dari kertas dan bentuk ukuran kitab.

Selain itu ada juga kitab yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa, sunda, dan Indonesia. Terjemahannya pun beragam, ada yang terjemah per kata maupun terjemah per kalimat.

Berikut harga kitab jurumiyah yang kami dapatkan dari beberapa marketplace online:

HargaJenis Kitab
Sekitar Rp. 7.000Matan Jurumiyah Makna Pegon
Sekitar Rp. 15.000Terjemah Kitab Jurumiyah Indonesia
Sekitar Rp. 4.500Kitab Mukhtasor Jidan ala Jurumiyah
Sekitar Rp. 1.700Matan Jurumiyah Cet Thoha Putra
Sekitar Rp. 60.000Kitab Tarkiban Murod Jurumiyah Jawa Sunda
Sekitar Rp. 35.000Skema Matan Jurumiyah
Sekitar Rp. 50.000Kitab Jurumiyah Surahan Sunda

Penutup

Bagaimana, sudah jelas mengenai synopsis dan profil dari kitab jurumiyah. Semoga dengan membaca ini Anda akan semakin tercerahkan mengenai kitab yang sangat fenomenal dalam ilmu nahwu ini.

Baca Juga:

Kitab Kuning: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-cirinya

Photo of author

Rifqi

Saya adalah orang yang hidup di lingkungan pesantren dan sangat mencintai suasana keagamaan di sana. Saya merasa sangat senang ketika mempelajari ilmu agama dan merasa bahwa itu adalah hal yang sangat penting dalam hidup saya.