Liqo: Pengertian, Aktivitas, dan Tujuannya

Anda sedang mencari pengertian dan apa sih sebenarnya liqo itu? Jika iya maka Anda sangat beruntung. Karena di artikel ini kami akan sedikit mengulas mengenai definisi liqo, dan berbagai aktivitas yang dilaksanakan di dalamnya.

Pengertian Liqo dan Mentoring

Liqo, secara bahasa merupakan kata berbahasa arab yang memiliki makna pertemuan dan perjumpaan. Hal ini karena liqo merupakan isim mashdar dari kata laqiya-yalqo yang memiliki arti dasar bertemu, menemui, dan berjumpa.

Adapun secara istilah liqo adalah pertemuan yang mana secara garis besar adalah suatu pembinaan keislaman yang mana umumnya diisi dengan berbagai aktivitas kajian. Selain itu bisa dikatakan liqo’ merupakan salah satu metode pembelajaran, dari banyaknya metode bagi seorang muslim yang ingin menambah wawasannya mengenai agama islam.

Kemudian terkadang istilah liqo di sekolah dan kampus-kampus disebut dengan mentoring. Mentoring sendiri secara bahasa merupakan kata berbahasa inggris yaitu mentory yang memiliki arti penasehat. Adapun pengertian istilahnya tentu tidak jauh beda dengan pengertian liqo.

Dalam praktiknya, biasanya setiap kelompok liqo berisi 5-15 peserta. Nantinya setiap kelompok akan dipegang oleh seorang murabbi (Pembina). Para murabbi tersebut biasanya merupakan seorang aktivis dakwah yang usianya muda. Hal ini dikarenaka liqo biasanya dilakukan di sekolah-sekolah maupun kampus-kampus.

Aktivitas di Dalam Liqo

Mengenai waktu pelaksanaannya, liqo dilaksanakan setiap sepekan sekali. Yang mana sekali pertemuan biasanya memakan waktu selama 2-3 jam. Para mudabbir biasanya akan membagi waktu tersebut ke dalam beberapa sesi.

Misalnya sesi pertama adalah sesi pembacaan Qur’an yang akan dibacakan oleh salah seorang anggota liqo. Kemudian berikutnya sang mudabbir mulai menerangkan dan memaparkan materinya. Materi tersebut terkadang membahas ilmu keislaman, dan terkadang membahas wawasan keduniaan.

Berikutnya sang mudabbir akan mempersilahkan setiap anggota liqo untuk menanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan materi yang sudah disampaikan. Atau bahkan terkadang sang mudabbir juga memperbolehkan pesertanya untuk menanyakan pertanyaan diluar materi yang telah disampaikan.

Kemudian setelah sesi tanya jawab, mudabbir biasanya akan memberi waktu kepada anggota liqo yang ingin menyampaikan sepatah dua patah nasihat untuk anggota yang lain. Nah setelah itu mudabbir akan mengevaluasi kegiatan mingguan yang dilakukan setiap anggotanya.

Mudabbir akan menanyakan mengenai ibadah Sunnah apa sajakah yang telah dilakukan setiap anggotanya di pekan yang lalu, berapa kali melaksanakan shalat dhuha, berapa shaum Sunnah yang dilakukan, berapa juz Qur’an yang dibaca, dan berbagai pertanyaan lainnya. Hal ini dilakukan mudabbir untuk memastikan setiap anggotanya melakukan ibadah-ibadah yang Allah perintahkan.

Terakhir sebelum ditutup, biasanya akan ada sesi doa bersama. Doa tersebut terkadang dipimpin langsung oleh mudabbir, atau kadang pula dipimpin oleh salah seorang anggota liqo yang telah ditunjuk sebelumnya oleh sang mudabbir.

Tujuan Liqo

Secara umum, liqo’ memiliki banyak sekali tujuan. Diantara tujuan-tujuan tersebut adalah:

Menambah Wawasan Peserta

Tujuan pertama adalah menambah wawasan. Wawasan disini bukan hanya wawasan keislaman saja, tetapi juga wawasan yang bersifat umum dan keduniaan. Hal ini dikarenakan tidak jarang seorang murabbi akan menyampaikan berbagai tema atau topik yang berkaitan dengan aspek keduniaan. Misalnya seperti membahas ekonomi, pendidikan, politik, hukum, hubungan internasional dan berbagai aspek keduniaan lainnya.

Saling Menasihati Dalam Kebaikan

Berikutnya liqo juga memiliki tujuan untuk saling menasihati dalam kebaikan dan ketaatan. Hal ini tentu sesuai dengan perintah Allah dalam Surat Al Ashr yang memerintahkan setiap manusia untuk saling menasihati. Setiap peserta nantinya terkadang akan diberikan kesempatan oleh murabbi untuk menyampaikan sedikit nasihat kepada peserta yang lain. Hal ini tentu merupakan perkara yang sangat baik bukan?

Meningkatkan Ketaatan Peserta

Kemudian liqo juga memiliki tujuan untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan setiap pesertanya. Mereka nantinya akan mendengarkan berbagai nasihat, siraman ruhani, dan berbagai ayat yang memerintahkan untuk meningkatkan keimanan mereka.  

Liqo Dalam Rohis

Sebagaimana yang sudah disinggung di bagian pengertian, liqo biasanya terdapat di sekolah-sekolah. Karenanya bisa dikatakan liqo merupakan suatu kajian yang eksklusif di sekolah, yang mana hanya bisa diikuti oleh siswa-siswa yang memang memiliki niat untuk mengkaji islam secara lebih mendalam.

Nah biasanya siswa-siswa tersebut terhimpun dalam sebuah wadah yang bernama Rohis (Rohani Islam). Rohis bisa juga dikatakan merupakan sebuah ekstrakulikuler yang berada langsung dibawah seorang Pembina yang merupakan guru agama di sebuah sekolah.

Sebagai Pembina, guru agama tersebut biasanya hanya sekedar mengontrol dan jarang terlibat langsung dalam aktivitas kajian keislaman para siswa. Adapun yang terjun langsung mendidik dan mengisi kajian setiap anggota rohis adalah seorang mudabbir yang berasal dari luar lingkungan sekolah.

Mudabbir disini biasanya adalah para aktivis dakwah muda yang melakukan kerjasama dengan pihak sekolah dalam rangka mendidik dan meningkatkan wawasan serta keimanan setiap anggota Rohis. Selain mengisi liqo, biasanya mudabbir juga akan mengarahkan para anggota Rohis untuk mengajak siswa lain untuk bergabung dalam eskul rohis.

Liqo Sesat?

Liqo sesat? Pertanyaan ini pada sekitar 2010-2015 cukup menarik berbagai kalangan. Biasanya orang-orang yang menyatakan liqo sesat berargumen bahwa banyaj mudabbir yang membina liqo tidaklah layak menjadi seorang mudabbir. Hal ini dikarenakan usia para mudabbir tersebut masih terbilang muda dan tidak memiliki ilmu yang kompeten.

Selain itu mereka juga beranggapan bahwa para mudabbir tersebut tidak memilki sanad keilmuan yang jelas, sebab menurut mereka wajib bagi setiap muslim yang membina muslim lainnya untuk memiliki sanad ilmu yang jelas.

Lantas apakah benar kegiatan liqo merupakan sebuah kesesatan? Tentu saja jawabannya tidak. Hal ini karena liqo hanyalah sekedar kajian pembinaan pagi para kawula muda untuk terikat dengan hukum islam dalam kehidupan sehari-hari.

Materi liqo yang dikaji pun biasanya bukan merupakan materi-materi berat yang membutuhkan sanad keilmuan seperti hadits, tafsir, dsb. Melainkan materi-materi dalam liqo lebih bersifat praktis dan amaliyah. Karenanya tidak mesti seorang yang pakar dalam suatu bidang ilmu untuk mengajari para anggota liqo.

Selama mudabbir yang memimpin dan membina sebuah liqo adalah seorang muslim yang taat dan paham dasar-dasar syariah, maka hal ini sudahlah cukup. Nah, barulah bilamana mudabbir tersebut memerintahkan kepada keburukan, tidak memberikan contoh yang baik kepada anggotanya, atau bahkan mengajarkan paham-paham yang menyesatkan, maka barulah bisa dikatakan liqo merupakan suatu kegiatan sesat.

Penutup

Bagaimana, sudah ada gambaran mengenai maksud dan pengertian dari liqo? Jika menurut Anda artikel ini bermanfaat, tak ada salahnya Anda menyebarkan artikel ini ke teman-teman Anda. Semoga bermanfaat ya!

Baca Juga:

Musyrif: Pengertian dan Tugas-tugasnya

Photo of author

Rifqi

Saya adalah orang yang hidup di lingkungan pesantren dan sangat mencintai suasana keagamaan di sana. Saya merasa sangat senang ketika mempelajari ilmu agama dan merasa bahwa itu adalah hal yang sangat penting dalam hidup saya.